Skip to main content

Setiap Yang Wujud Dapat Dilihat. Begini Melihat Wujud Allah


Eksistensi Tuhan

Aku berpikir, aku ragu, aku bergerak. Maka aku ada. Ada faktor lain yang membuat aku bergerak untuk berpikir, ada yang mempengaruhi gerakan untuk memikirkan sesuatu.

Akan selalu ada ukuran yang tidak bisa di gapai untuk di proyeksikan lagi hingga menjadi final ukuran akhir terbesar.

1. Sifat yang ada pada benda atau materil membutuhkan pengaruh sifat benda atau materil lainnya.
2. Setiap yang bergerak ada tujuannya, ada alasan untuk bergerak.
3. Adanya perubahan rasa dan warna perlu adanya faktor lain yang membuatnya berubah.
4. Akan selalu ada yang paling tinggi, paling jauh dan paling dalam dari pada segala sesuatu yang bisa dipikirkan, sedalam dan sejauh apapun kemampuan berpikir.
5. Tidak ada gerak yang tidak disengaja kecuali ada faktor penggeraknya.

Bila sesuatu dapat ada dan dapat tidak ada, maka pasti ada yang ada secara substansi di suatu waktu, bila tidak ada sesuatu pun. Tidak mungkin sesuatu muncul dari ketiadaan. 

Ada Sesuatu agar menjadi ada, ketika tidak ada dan bila tidak harus ada, pada ketika tidak ada sesuatu pun yang ada.

Molekul, Atom, Sub Atom atau Partikel, mereka ada di ruang yang kita anggap kosong. Ada yang menggerakan partikel partikel sub atomik sehingga masing masing partikel terkoneksi dan menyusun menjadi suatu senyawa atau benda.

Struktur pada tanah, angin, air, api dan cahaya. Struktur dalam tubuh manusia, kecepatan aliran darah, detak jantung, sistem syaraf dan semua yang teratur dengan rapih. Tidak dengan asal asalan semua ini tersusun rapih. Detak jantung sendiri normalnya 60-100x per menit.

Semua yang rapih, teratur dan terstruktur :

Sel saraf

Milyaran sel saraf (neuron), yaitu sekitar 100 miliar di otak dan 13,5 juta di sumsum tulang belakang. Neuron tubuh ini bertugas untuk mengambil dan mengirimkan sinyal listrik dan kimia (energi elektrokimia) ke neuron lain. 

Sel darah

Tubuh manusia mampu menghasilkan sekitar 2 juta sel darah setiap detiknya. Normalnya, satu tetes (mikroliter) darah mengandung 4,5-6,2 juta sel darah merah pada pria dan 4,0-5,2 juta pada wanita. Sedangkan sel darah putih dalam satu mikroliter darah biasanya berkisar antara 3.700-10.500 sel. Per satu mikroliter darah normalnya mengandung 150.000-400.000 trombosit. 

Kecepatan cahaya

299.792.458 meter per detik (186.000 mil per detik, 671 juta mil per jam). 7,5x untuk memutari bumi.

Matahari

Sinar matahari memerlukan sekitar 8 menit 17 detik untuk melalui jarak rata-rata dari permukaan Matahari ke Bumi.

Ketika Manusia sibuk mencari sosok dan bentuk

لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ ۝١٠٣

lâ tudrikuhul-abshâru wa huwa yudrikul-abshâr, wa huwal-lathîful-khabîr

Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu. Dialah Yang Mahahalus lagi Mahateliti.

Manusia diciptakan dengan materil yang bisa hancur, bisa rusak. Sedangkan Allah bukan lah materil dan Dia kekal. Tidak mungkin yang dapat rusak mampu menjangkau yang Kekal dan karena sebab penglihatan manusia diciptakan dari materil (yang bisa rusak dan bisa dihancurkan), maka jelas yang dapat dijangkau yang materil juga dan Allah bukan lah materil.

Lalu bagaimana dengan nabi Muhammad ﷺ di malam mi'raj yang memandang Allah..

Didalam hadits kata Ibnu Abbas riwayat imam Muslim "Melihat Allah".

Kalam imam Asy'ari, segala yang wujud itu bisa atau dapat dilihat.

Tapi bukan dengan mata pandangan pandangan (fisik/materil mata manusia) ini.

Antara sayyidah 'Aisyah dengan Ibnu Abbas berbeda pandangan..

Kata sayyidah 'Aisyah, "hanya melihat cahaya.." kata Ibnu Abbas, "bukan cahaya, nyata (jelas) melihat Allah"

Ada hadits Qudsi di Shahih Bukhari, ini salah satu hadits yang menjadi pilar dalam ilmu Ma'rifatullah.

لا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَاف

Hambaku senantiasa lah mendekatkan diri kepadaku, dengan amal amal tambahan. (Ma'rifat ma'rifat tambahan)

 حَتَّى أُحِبَّهُ

Sehingga aku mencintainya..

فَإِذَا أحْبَبْتُهُ

Jika aku telah mencintainya, Aku gantilah pendengaran dia menjadi pendengaranku, pandangan dia menjadi pandanganku.

Oleh Imam Hakim Tirmidzi, beliau punya sanad sendiri kepada Rasulullah.. ada tambahan..

"..Fuadnya, berpikir (bertafakkur) itu dengan fuadku. Kalamnya, berkalam dengan kalamku.."

Maka kita masukan dulu pembahasan ini kedalam bab cinta. Allah kalau jatuh cinta kepada hamba, maka hambanya disebut Habib.. Al-Habib. Yang bergelar Habib secara mutlak hanya sayyidina Muhammad ﷺ.

Habib habib hari ini cuma mendapat berkah darah sang Al-Habib. Maka habib habib hari ini secara batiniah belum tentu habib. Secara darah, iyaa.. darah sayyid sebenarnya. Belum semua sayyid itu disebut habib.

Habib itu Maqom baginda nabi Muhammad ﷺ. Maqom apa? Maqom ditukarkannya sifat kemanusiaan dia, dengan sifat Nur Rububiyahnya Allah (yang kita ketahui Muhammad hanya manusia biasa bin 'Abdullah).

Sehingga dia memandang bukan lagi dengan pandangan dia.. tapi Allah lah yang lagi memandang pada saat itu. Kenapa? Jika telah nyata Allah pada diri seseorang, dia tidak lagi memandang dengan matanya. Tapi Allah lenyapkan mata dia, Allah lenyapkan pandangan dia, yang memandang saat itu hanya Allah.

Beliau (Nabi Muhammad) memandang bukan lagi dengan bashor Muhammad bin 'Abdullah.. tapi sebagai Muhammad Habibullah. Kalau dengan pandangan Muhammad Habibullah, pandangannya adalah pandangan Allah, pendengarannya adalah pendengaran Allah. Tapi ini disebut sisi Rububiyah. Nur Rububiyahnya Allah terbit pada diri sayyidina Muhammad ﷺ, disaat itulah Allah izinkan sang habib memandang kekasihnya.

..قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ

Katakanlah Muhammad, "jika umatmu ingin ku cintai.. dan aku jadikan kekasihku (yang akhirnya mendapat gelar habib), suruh ikuti dirimu"

Akhirnya Rasulullah berkata ..فَاتَّبِعُوْنِيْ, "ikuti aku.."

Ada Syarat disini :
Jika kamu benar benar mengikuti aku (Rasulullah), Allah akan memberikan gelar Habib terhadap dirimu.

Apa maksud habib itu? Kekasih Allah.. bukan Dzuriyyah.. sebab disitu tidak bicara nasab. Melainkan "jikalau engkau mengikuti aku, kata Rasulullah."

Mengikuti yang bagaimana?
Bukan hanya diajaran syari'at, tapi hakikatku.. 

Jadi bukan hanya mengikuti dzahirnya saja, bukan hanya syari'at saja. Bukan ini yang dimaksud mengikuti Rasulullah..

Sudahkah yang mengaku nasab, mengaku Dzuriyyah.. mencerminkan sifat, karakter dari pada Rasulullah?

Nabi Muhammad itu memang sengaja didesain Allah tidak memiliki anak laki-laki supaya tidak ada nabi setelahnya. Sehingga sudah terputus secara darah didalam ilmu nasab (anak laki-laki). Sedangkan yang melanjutkan keturunan itu dari darah anak perempuan, sayyidah Fatimah. Hasan dan Husain bin nya ke sayyidina 'Ali.

Nasab itu dari Mbah, bapak, anak laki..


Belum sempurna Ma'rifatmu kepada Allah kecuali dengan 2 perkara ini :

Mengetahui asal kejadian dirimu dan mengetahui apa permulaan sesuatu yang dijadikan Allah.

Adapun mula mula yang dijadikan Allah, yang diberi nama Nur Muhammad.

Kemudian dari Nur Muhammad, Allah jadikan ruh alam semesta ini dan jasad alam semesta ini.

Maka nyatalah ruh sekalian kita ini, jadi dari Nur Muhammad, adapun jasad kita ini jadi dari jasad nabi Adam.. dicipta dari tanah.

Tanah asalnya dari air, air asalnya dari angin, angin asalnya dari api dan api asalnya dari nur (cahaya), asalnya dari Nur Muhammad juga.

Jadi, ruh kita bersumber dari Nur Muhammad, jasad kita juga dijadikan dari Nur Muhammad.. jasad kita asalnya dicipta juga dari Nur Muhammad dan dimasukan ruh yang juga dicipta dari Nur Muhammad. Maka jadilah Nuurun 'ala Nuurin..

Maka.. hancurlah jasad menjadi Nur, hancurlah ruh menjadi Nur. Ruh kita dan jasad kita dijadikan dari Nur. Maka ruh kita dan jasad kita sekalian, keduanya bernama Nur Muhammad.

Maka hendaklah kamu mesrakan Nur Muhammad itu tadi, kepada ruhmu yang didalam dan kepada jasadmu, jasmani.. dan kepada seluruh alam semesta, langit dan bumi. Seperti mesra air dengan tumbuh tumbuhan, dimana ada tumbuhan.. disitu ada air. Apabila tidak ada air di tumbuhan, maka tumbuhan itu mati.

وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ

Kami menjadikan sesuatu yang hidup, dari pada air.

Jadi seluruh alam semesta, termasuk ruh dan jasad kita ini di mesrai oleh Nur Muhammad.

Artinya mesra disini, tidak ada yang lain dari Nur Muhammad itu, fana' dirimu.

Maka apabila sudah mesra sesekalian yang tersebut itu, kamu akan dibukakan Allah melihat kepada keelokan dzat wajibul wujud yang suci adanya. Itulah yang disebut sampai kepada Allah atau yang disebut Waliyullah..

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaku.

Maksud mengabdi disini ialah mengenal, untuk mengenal.

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ

Kembali kepada.. Bukankah Aku ini Tuhanmu? Targetnya adalah untuk mengenal.

لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا. قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى

..mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya dapat melihat?”. 

Allah menjawab : “seperti itulah, telah datang kepadamu ayat-ayat, lalu kamu melupakannya dan begitu pula pada hari ini kamupun dilupakan..

Ingat tugas nabi Muhammad (bin 'Abdullah)?

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Untuk menyempurnakan akhlak. Tugasnya untuk membantu, memberikan contoh memperbaiki akhlak. Akhlak jasad yang sedang lupa guna mengenal Tuhannya.. Allah senang dikenal, guna beres perkara dunia dan beres perkara akhirat.

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

..segala sesuatu dicipta berpasang-pasangan untuk mengingat ingat yang targetnya adalah berpikir untuk dikenali, maka mengenalah seorang hamba

menciptakan kebahagiaan dan kesengsaraan, petunjuk dan kesesatan, malam dan siang, langit dan bumi, hitam dan putih, lautan dan daratan, gelap dan terang, hidup dan mati, surga dan neraka, 

berbagai macam kejadian dalam bentuk yang berlainan dan dengan sifat yang saling bertentangan. Artinya, setiap sesuatu merupakan pasangan bagi yang lain.

bumi dan langit, matahari dan bulan, terang dan gelap, iman dan kafir, hidup dan celaka.

Jadi tidak melulu bicara yang baik baik, yang bagus bagus baru mau nerima.. kita juga dikenali sesuatu yang menurut takaran manusia tidak bagus, tidak baik.. untuk di kenali tanda tanda atau kejadian kejadian yang ada, adalah salah satu bentuk eksistensi Tuhan, bukan tanpa disengaja.

Kita tidak akan pernah tau itu wangi, jika tidak ada perbandingan yang bau. Kita tidak akan pernah tau itu gelap, jika tidak ada yang terang, cerah.

Kita tidak akan pernah tau keadaan yang nyata ada, jika tidak dikenali ketiadaan.. ada dalam ketiadaan dan ketiadaan dari yang ada.

Kita baru mampu menangkap (pandangan mata) bentuk hembusan angin setelah ada sebab faktor materil lainnya berupa asap rokok atau pasir yang berterbangan menggulung.. 

sebab apa? Mata ini dicipta sebab materil (yang ada faktor diawali juga dapat hancur untuk diakhiri) maka hanya akan mampu menangkap yang materil juga.. dan Allah bukanlah materil yang ada sebab awalnya karena Allah tidak berawal, dia tidak diawali dengan sesuatu apapun dan juga tidak diakhiri atau dapat diakhiri dengan sesuatu apapun.


Jadi tujuan kita diadakan ini, untuk mengabdi kepada Allah guna mencapai ma'rifat atau mengenal Allah. Mengenal Allah itu tujuannya untuk takwa kepada Allah. Takwa itu tujuannya untuk mendapatkan surga dunia dan akhirat. Beres urusan dunia dan akhirat.

Kemudian 2 untuk mencapai yang demikian..
Mengenal diri dan memperlakukan diri sebagaimana hamba yaitu beribadah

Baru hasilnya akan mendapat ma'rifat itu, mendapatkan takwa dan mendapatkan surga.

Surga bisa dijadikan simbol kenyamanan dan
Neraka simbol ketidaknyamanan.

Kenalilah dirimu..
Dzat kita berkat dzat Tuhan..
Nama kita berkat nama Tuhan..
Sifat kita berkat sifat Tuhan..
Af'al kita berkat af'al Tuhan..
Ilmu ini berkat ilmu Tuhan..

Lalu perlakukanlah dirimu sebagaimana seorang hamba. Ibadah guna bertakwa, takwa guna mengenal, mendapat ma'rifat.

صلوا كما رايتموني اصلى

"Kamu sholat lihat sebagaimana saya.." 

Shalatlah sebagaimana shalatnya Rasulullah. Cara Rasullullah mengangkat tangan bagaimana, cara Rasullullah meletakan tangan bagaimana, cara Rasullullah meletakan kaki ketika berdiri, ketika sujud bagaimana, cara pandang mata Rasulullah bagaimana, cara bacaan Rasulullah bagaimana, kondisi hati Rasulullah bagaimana. 

Tentu yang di lihat itu, yang dzahirnya dulu.. kalau yang dzahirnya sudah lain, tentu dia sudah tidak bisa mengenal diri, otomatis dia tidak bisa mengenal Allah, otomatis dia tidak bisa mengajar orang lain untuk mengenal Allah, otomatis tidak bisa mencapai takwa kepada Allah, otomatis hidupnya sengsara.

Target kita dicipta ini guna beresin kondisi jasad kita ini seperti kondisi jasad Rasulullah. Bagaimana sholat Rasulullah, bagaimana keseharian Rasulullah.. untuk apa? Tidak lain untuk mengenal Allah, diberesin dulu lakon jasad kita ini.

Barulah kamu bisa memahami esensi Khalifah fil Ardh disini, tidak lain beresin kondisi atau apa apa yang ada didalam dirimu dan alam semesta yang ada diluar dirimu.

Nur Muhammad?

 ..اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ

..نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ..

..cahaya di atas cahaya (Nur Muhammad).. Allah memberi petunjuk menuju cahayanya kepada orang yang dikehendaki.. (An-Nur:35)

Sayyid Ahmad bin Idris Al-Idrisi mengatakan itulah Nur Muhammad.

Ada 2 Hadits Tirmidzi dan ke-2 Hadits ini Shahih,

هل أنت أكبر أم رسول الله أكبر؟

Ibnu Asyyam ditanya, "Apakah engkau lebih tua atau Muhammad lebih tua?"

Ibnu Asyyam menjawab, "Rasulullah yang lebih tua, tapi yang lahir duluan dibumi aku"

Rasulullah tua Nurnya, Rasulullah tua Ruhnya..

yang ke-2, Rasulullah ditanya oleh sahabat,
Abu Hurairah bertanya "matâ wajabat laka an-nubuwwah?"

"Kapan engkau ditetapkan menjadi seorang Nabi?"

Rasulullah menjawab, "Âdam bainal mâ'i wath-thîn"

Aku sudah jadi nabi, Adam belum ada. Adam masih jadi bahannya tanah dan air.

Inilah dalil yang paling Shahih, siapakah yang ada pada saat itu? Itulah Nur Muhammad.

Ada lagi Hadits riwayat Ad-Darimi.. 
Ad-Darimi adalah kawan imam Al-Bukhari,

Berkata Aminah (ibunda Rasulullah), "ketika aku melahirkan Muhammad, aku melihat cahaya"

Ini adalah dalil Nabi Muhammad adalah Nur.

Dalam hadits yang lebih Shahih, beliau (Muhammad) berdo'a ketika hendak berangkat pergi ke masjid.. "Ya Allah, jadikan aku Nur"

Sebenarnya ulama ulama auliya dulu, mereka itu Qalbunya selalu berkalam kalam dengan Allah.. Ruhnya selalu Musyahadah, 

الْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ

Ihsan itu beribadah seakan bertemu dengan Allah, berbicara dengan Allah, bermunajat dengan Allah.. dalam munajat munajat mereka, mereka mendengar kalam "law lâ Muhammad mâ khalaqtul aflâk”

Tapi ini bukan hadits nabi, ini disebut hadits ru'yah, hadits mimpi atau disebut dengan Al-ilham Al-Qudsi, Ilham ilham yang suci.

Seni Spiritual

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ

Siapa yang mengenal dirinya, maka mengenal Tuhannya.

Ini tidak masuk dalam ilmu hadits, tapi masuk dalam kalam nabi Muhammad. Ada lagi kalam lain, "bukan mengenal dirinya.. melainkan mengenal Qalbunya"

2 Kalam ini tidak masuk kedalam ilmu hadits. Sebab bukan kesaksian hidup yang nyata, melainkan Kalam nabi Muhammad didalam mimpi ulama sufi atau ahli Qalbu. Tidak semua Kalam yang baik, bersumber dari nabi itu hadits dan semua yang bisa disaksikan secara langsung bersumber dari nabi itu bisa dimasukan kedalam ilmu hadits.

Tidak melulu kalam nabi secara langsung, artinya keseharian nabi yang disaksikan sahabat itu masuk dalam ilmu hadits. Kalam kalam nabi didalam mimpi ulama sufi atau ahli Qalbu itu masuk dalam ilmu Qalbu.

Nafsu didalam diri manusia :
1. Nafsiah dan Amarah : sifat Basyariah 
2. Lawwamah dan Muthmainnah : sifat Bashirah

Spiritual tidak melulu bicara ritual ritual, jauh dari pada wilayah syari'at. Melainkan kesadaran ber-Tuhan, dengan menerapkan tahapan :

1. Kesungguhan
2. Kecerahan
3. Ketuhanan
4. Pengalaman
5. Sosial

Kesungguhan bisa berproses dengan merenung berdiam diri sejenak dan berpikir atau dengan meditasi. Disini juga proses kajian kajian, belajar dan diskusi.

Kecerahan di proses kedua ini, mulai adanya melibatkan hasil perenungan dan hasil belajar. Adanya perbaikan amal, mulai sadar bahwasannya segala sesuatu yang terjadi ada sebab dan akibat, konsekuensi dalam kehidupan.

Jadi tidak melulu ketika bicara syurga itu syurga yang setelah kematian. Tapi yang saat kehidupan ini kamu akan selalu menerima konsekuensi atas perbuatanmu di dunia. Barulah mulai sadar, lalu di perbaiki amalnya.

Ketuhanan atau ber-Tuhan didalam kehidupan sehari hari. Sadar adanya keterlibatan Tuhan dalam kehidupan. Pada saat mulai perenungan, berpikir, kemudian mulai tercerahkan.. semuanya itu didengarkan siapa dan direspon oleh siapa?

Kesadaran tadi yang sebelumnya itu, secara hakikat nya menuntunmu, mengajarimu. Yang kebanyakan orang sibuk mencari sosok dan bentuk guru sejati. Kesadaran itu adalah Nur Muhammad, Nurullah berupa ilmu. Dia dia juga yang menjagamu.

Yang ada didalam mu itu Nur, yang ada diluar mu juga Nur. 

Yang bisa menyaksikan wujud dan keelokan Allah itu hanya Nur Muhammad, melalui fase ke Nur Muhammadan. Kita jangan sibuk disosok atau bentuk guru sejati. Fokus kepada bersumber dari Nur dan kembali kepada Nur.

Maka dimulai dari sini dulu, yang ada hingga kamu memahami sesuatu itu Nur Muhammad, yang ada hingga kamu bisa tahu benar dan salah itu Nur Muhammad. Dia yang ngajak kamu bicara. Ada didalam dirimu. Dia yang menemani kamu, mendengarkanmu.

Manusia memiliki bakat ketuhanan, apa itu? Mencipta. Maka manusia ciptakan/visualkan perumpamaan perumpamaan makhluk makhluk yang ada didalam diri. Mulai dari Sedulur papat sampai Sukma. Nafsumu itu yang kamu visualkan menjadi sedulur yang 4 ada diwilayah nafs dan Sukma itu ada di wilayah akal. Kedua wilayah ini bisa diduduki dan diganggu mereka yang disebut makhluk Allah, baik dari bangsa Jin dan Manusia.

Ketika kamu visualkan aibmu ke alam pikiranmu (ketika bertamu ke orang Sholeh, malu rasanya, lalu kamu memikirkan aibmu) disitu lah seolah orang Sholeh yang kamu maksud itu mampu mengetahui aibmu, padahal kamu sendiri yang menciptakannya di alam pikiranmu. 

Allah itu Maha menjaga aib hamba hambanya sampai si hamba sendiri yang membukanya.

Ada alam mikro dan alam makro, ada alam Malik dan alam Malakut. Manusia ada diantara keduanya.

Dalam perjalanan spiritual kamu akan mulai mengenal 3 entitas dalam diri. Yaitu ke-akuan dirimu, Nur Muhammad dan Nurullah.

Lalu pasrahkan ke-akuan dirimu fana didalam Nur Muhammad, "bahwa tidak ada yang mampu menyaksikan kehadiran Allah selain Nur Muhammad atau melalui Nur Muhammad"

Barulah kamu fana kepada asal kejadian dirimu dan mula mula apa yang dijadikan Allah (Nur Muhammad). Maka lenyaplah ke-akuan dirimu yang ada hanyalah pertemuan Nur Muhammad dan Allah. Yang tadinya kamu memandang dengan Syu'aul Bashirah berubah menjadi pandangan 'Ainul Bashirah.

Kumpulan beberapa alam dan makhluk ada dalam diri manusia. Ada alam jasmani didalamnya ada alam akal. Dan ada alam Qalbu didalamnya ada alam ruh. Qalbu yang dimaksud bukan Segumpal darah yang disebut hati fisik manusia. Tapi alam Qalbu.

Ketika mulai masuk kedalam alam Qalbu yang didalamnya luas sejauh mata memandang, kiri kanan banyak pepohonan yang menghiasi. Itulah pepohonan hawa nafsu. Dan disana lah kamu akan mengenal 3 entitas tadi setelah mengabaikannya (bukan hiasan itu tujuanmu, bukan pohon pohon itu).

Seperti perjalanan fisik jasad ini, pepohonan yang menghiasi kehidupan, kanan kiri penuh warna, seni seni dalam kehidupan, pertemanan dan perselisihan. Seperti itulah perjalanan spiritualmu, "kanan kiri kulihat saja..". Tapi hiasan itu bukanlah target perjalananmu, terbukanya alam ini yang sering disebut Mukasyafah. Ada 3 disini, Mukasyafah rahasia-rahasia atau Asror, Mukasyafah yang Ghaib dan Mukasyafah ilmu Allah.

Kebanyakan terhenti sampai di Mukasyafah yang Ghaib, seolah sudah keren. Kasyaf Ghaib itu "B" aja, itu biasa saja. Jika orientasi perjalanan mu dilevel ini, disinilah adanya pertemuan dengan khodam khodam, leluhurmu dan para wali. disibukan dengan macam macam alam.

Pada sejarah Nabi Adam.. kisah pohon khuldi itulah simbol ketidak setiaannya kepada Tuhan. Melupakan janjinya kepada Allah. Itulah simbol hawa nafsu.

Jika diibaratkan buah Jeruk. Maka dia memiliki lapisan, berlapis lapis. Begitulah kamu mengenal ruhmu.

Apa bedanya ruh dan jiwa? keduanya itu satu kesatuan, jiwa ya ruh itu juga. Hanya saja yang masih memiliki kulit lapisan nafsu maka disebut jiwa. Jiwa inilah eksekutor dalam kehidupan manusia yang menghubungkan, mengkoneksikan kedalam alam akal, lalu respon gerak dari alam akal inilah yang seolah menjadi perintah gerakan gerakan oleh anggota tubuh. Jiwa itulah eksekutor nya, sang konektor menuju akal, hingga menjadi gerak tubuh.

Maka ketika melihat lakon manusia yang kurang baik, cukuplah kita berpandangan kondisi jiwanya yang belum baik. Dan ketika melihat lakon manusia yang nampak baik, begitu pulalah kondisi jiwanya.

Maka berhenti menganggap gerak lakonnya manusia adalah lakon Tuhan. Manusia tetaplah manusia, entitas yang berbeda dari Tuhan.

Dan ketika sudah dikuliti lapisan lapisan tadi, 

ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً 

Irji'i.. pulanglah, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai.

Kembali kepada kejadian ketika manusia hendak dijadikan Khalifah..

..إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

Kemudian terjadi perbincangan dengan para malaikat.. dan apa jawab Allah?

قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

"Aku lebih tahu apa yang kalian tidak ketahui"

Ada hak akses langsung ke Tuhan didalam diri manusia. Itulah yang disebut Sirrullah, Sirr Ahmad. Itu ada didalam Ruhmu dan disitulah kamu bisa mengakses Al-Qur'anul Qadim. Sumber dari pecahan 4 kitab suci, penjelas dari Al-Qur'anul Karim.

4 yang tidak akan terlepas dari sisinya (bukan makhluk) :
1. Asma
2. Sifat
3. Af'al
4. Ilmu

Al-Qur'an masuk kedalam Ilmu, Ilmu nya Tuhan.

حَٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ

"Peliharalah semua sholat-sholatmu (jamak, yang 5 waktu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.."

Lalu apa Sholat wusthaa disitu, sholat pertengahan. Itulah sholat ruhmu (yang menjadi pusat didalam dirimu). Sholat yang tidak ada hentinya, dalam keadaan apapun dan dalam kondisi apapun, sedang duduk, berbaring, berdiri, baik sedang dagang ataupun tidur. Itulah ruhmu. Sibuk menghadap kepada Allah.

1. Syu'aul Bashirah ( لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ  )
2. 'Ainul Bashirah ( لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ  )
3. Haqqul Bashirah ( لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا  )

Fana didalam dzikir, fana dimana tidak adalagi kalimat, suara, dan jumlah didalam dzikir. Tidak ada lagi memandang asma dan sifat, tidak juga memandang af'al dan ilmunya. Kosong sekosongnya, yang kamu pandang hanya yang memiliki asma. Bukan kalimat Ar-Rahman nya yang kamu pandang, tapi yang memiliki nama Ar-Rahman itulah yang kamu tuju.

Maksud Haqqul Bashirah disini, fase dimana Nur Muhammad fana kepada Allah. Bukan lagi kamu yang memandang, tapi Allah sendiri yang memandang atas dirinya sendiri. Tuhan lenyapkan pandangan pandangan yang melekat dalam diri mu, tidak lain hanya ada pandangan Allah "Haqqul Bashirah"

Pengalaman dalam kehidupan bagian dari catatan hidupmu yang sudah ditetapkan Allah sebelumnya. Mulai ma'afkan dirimu dan ma'afkan semuanya yang telah terjadi. Ikhlas dan Ridha untuk perjalanan selanjutnya. Maka lahirlah kebijaksanaan dalam hidup.

Kehidupan sosial atau kepedulian dengan sesama. Ini bagian dari lakon spiritual mu. Ini juga lakon hidupmu. Bawa konsep perjalanan spiritual mu kedalam kehidupan sehari hari. Barulah lahir ma'rifatullah didalam kehidupan sosial.

Syurga maknai kenyamanan di dunia
Neraka maknai ketidaknyamanan di dunia

Segala amal ada konsekuensinya, hanya tinggal lebih mantap dalam menerimanya. Nabi Adam dan Iblispun mantap dalam menerima konsekuensinya.

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ

"..Sebab engkau telah takdirkan aku untuk ingkar.." ini bentuk penerimaan iblis kepada ketentuan Allah, justru bagian dari pada bentuk keta'atannya kepada Allah.

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ

"Demi kemuliaan dzatmu.." disini bagian dari bentuk keta'atan iblis, hakikatnya memang Allah ingin menguji iman para hamba-Nya.

Kembali kepada konsep Dzikir,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا

Dzikirlah sebanyak banyaknya.. dzikir tak berbilangan (yang dimaksud disini ma'rifatullah, mengenal Allah)

فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡۚ

Berdiri, duduk dan berbaring, berdzikir.. dzikir dalam segala kondisi

Mengenal Allah dalam segala aspek kehidupan.. "alastu birobbikum didalam keseharian"

Kenali Allah dalam setiap kejadian yang ada,

Dudukmu menikmati kopi, "nikmat ya Allah.."
Motoranmu saat healing, "indahnya ya Allah.."
Ketika gajian.. "terima kasih ya Allah.."
Dikasih bonus sama bos.. "terima kasih ya Allah"
Ketika makan.. yang kamu pandang tetap pemberian Allah

Yang kamu pandang Allah, terlepas dari visual yang nyata fisik dihadapan matamu. Pandangan yang mana? pandangan bathinmu.

Selalu yakin disaksikan Allah, membersamai Allah.. mata fisikmu memandang, mulutmu ngobrol dan minum.. tapi bathinmu tidak ada henti hentinya dzikir kepada Allah, sibuk memandang Allah.

Kalimat kalimat yang selama ini kita sepelekan, itu adalah kalimat kalimat yang membawa kita kembali kepada konsep "alastu birobbikum.."

Indera kita bukan hanya lidah ini, bukan hanya lisan ini untuk berdzikir..

Tapi semua yang ada didalam dirimu itu berdzikir.. latih semua inderamu untuk peka dzikrullah..

Naik turun nafasmu.. cukup rasakan, tidak perlu di lafadzkan.. rasakan naik turunnya, itu sedang berdzikir.

Dzikirnya telinga? Mendengar.. nikmati yang terdengar dialam sana, nikmati suara suara yang baik.. itu dzikirnya telinga, sampai jantung yang berdetak itu adalah dzikir nya jantung.. rasakan itu.

Jadi tidak melulu bicara ritual ritual keharusan diatas sajadah dan muterin biji tasbih, tapi dalam segala aspek kehidupanmu.. naik turun nafasmu, detak jantungmu, suara suara dan aliran darahmu yang kamu rasakan itu.. semua itu sedang berdzikir.. 

Alam disekitarmu, suara angin.. hentakan ombak dilautan.. ayunan dedaunan semua itu sedang berdzikir.. ngobrolnya alam, dzikrullah..

Kamu suka sekali ngobrol dan curhat ke alam, itu kamu sama saja sedang ngobrol berduaan dengan Allah.. mulai sadari itu, kamu selalu membersamai Allah. Maka disitulah ke hambaan dirimu.

Itulah maksud Khalifah fil Ardh.. baik bumi yang ada diluar dirimu maupun yang ada didalam dirimu. Untuk dikelola, untuk dipimpin.. pimpin dirimu, kelola dirimu.

Lakon Nabi Muhammad ialah syari'at jasadnya sebagaimana harusnya tidak meninggalkan tanggung jawab di alam dunia. Bagian dari pada bentuk penghambaan kepada Allah. Beresin perkara/urusan dunia bagian dari syariat, berhakikat dan berma'rifat. Bentuk kamu mengenal adalah sadar penuh tanggung jawabmu hidup didunia, harus bagaimana..

Nabi Muhammad ya Menggembala Kambing, berdagang lintas negara, berumah tangga, pemimpin negara, sampai masih sholat malam hingga telapak kakinya bengkak. 

Syahadat kan dirimu,
Aku bersaksi diriku lebur, berasal dari pada ciptaan Allah, dari Nur Nabi Muhammad..

Aku leburkan diriku, aku kembalikan diriku kepada asal diriku.. 

Tiadalah darah, tiadalah tulang, tiadalah daging, tiadalah rambut kecuali dari Nur Allah, Nur Nabi Muhammad. Kita leburkan diri kita..

Tak Terhingga ∞ sebagai Manifestasi Tuhan

1/2=1− 1/2

1/4=1/2−1/4

1/8=1/4−1/8

1/2 n =(1/2n−1)- (1/2n)

Jika kedua kolom pada sisi kiri kita tambahkan tentunya kan sama dengan penjumlahan kolom pada sisi kanan, sehingga diperoleh

½+ ¼+ 1/6+ … + ½^n = 1- ½

Andaikata kita membuat n menjadi sedemikian besar hingga kita pun tidak dapat menghitungnya maka 1/2n akan menjadi sangatlah kecil atau mendekati nol dibandingkan dengan kesatuan. Bahkan sebenarnya, setelah proses pembesaran nilai n berjalan cukup lama namun jumlah akhir seluruhnya dari deret bilangan itu akan hanya sedikit lebih besar dari nol dibandingkan dengan kesatuan. Hal ini telah dibuktikan pada kalkulus matematika dengan konsep limit tak terhingga yaitu :

lim n ∞ 1/(2^n) = 0

Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa jika nilai n sebesar tak terhingga, maka deret bilangannya menjadi

½+ ¼+ 1/16+ … + ½^n = 1

Dengan penalaran serupa dapat pula ditunjukkan bahwa :

½ = ¼+ 1/8+ 1/16+ …

¼ = 1/8+ 1/16+ 1/32 + …

1/8 = 1/16+ 1/32 + 1/64 +…

1/16 = 1/32 + 1/64 + 1/128 + …

atau

1/(2^n) = 1/(2^(n+1))+ 1/(2^(n+2))+ 1/(2^(n+3))+…

Hasil dari penjumlahan di atas membuktikan bahwa kesatuan itu sama dengan jumlah bagian-bagian dari barisan bilangan ini :

½ , ¼, 1/6, …, 1/(2^n)

Jika n semakin besar tak terhingga maka setiap bagian dalam barisan bilangan ini akan sama dengan penjumlahan semua bagian yang mengikutinya dalam barisan bilangan tersebut. Pemikiran demikian membuktikan secara matematis bahwa suatu keseluruhan (Kesatuan) dapat dikembangkan menjadi sederet bilangan bagian dan deret bilangan itu dapat dijadikan deret bilangan yang tak terhinga ataupun terbatas menurut kehendak kita, karena persamaan

½ + ¼+ 1/6+ … + 1/(2^n) = 1 - 1/(2^n)

akan berlaku untuk semua n bilangan natural (asli). Tetapi jika n dibuat menjadi tak terhingga, maka jumlah dari bagian yang terbatas dari akhir deret bilangan, yaitu

1/(2^n) = 1/(2^(n+1))+ 1/(2^(n+2))+ 1/(2^(n+3))+…

tidak akan mempengaruhi nilai akhir secara keseluruhannya. Dengan kata lain, sebuah deret bilangan akhir itu tidak akan mengubah nilai keseluruhannya, karena nilainya mendekati nol dibandingkan dengan kesatuan.

Dengan teorema kalkulus limit dibuktikan bahwa

lim n ∞ 1/(2^n) = lim n ∞ (1/(2^(n+1))+ 1/(2^(n+2))+ 1/(2^(n+3))+…)

= lim n ∞ 1/(2^(n+1)) + lim n ∞ 1/(2^(n+2))+ lim n ∞ 1/(2^(n+3))+…

= lim n ∞ 1/2(2^n) + lim n ∞ 1/(2^2 (2^n))+ lim n ∞ 1/(2^3(2^n))+…

= ½ (lim n ∞ 1/(2^n)) + ¼ (lim n ∞ 1/(2^n)) + 1/8 (lim n ∞ 1/(2^n)) +…

= ½ (0) + ¼ (0) + 1/8 (0) + …

= 0

Artinya, masing-masing nol itu adalah nol hanya jika dibandingkan dengan kesatuan. Jika nilai itu berdiri sendiri maka ia adalah nilai ganda dari nol. Seperti halnya nilai 12 adalah nilai ganda dari 14 , yaitu 12 = 2(14), dan 14 adalah nilai ganda dari 18 , dan seterusnya. Jadi secara komparatif dapatlah dikatakan bahwa nol juga merupakan nilai.

Deret bilangan

½ + ¼+ 1/6+ … + 1/(2^n) + … = 1

Ia menunjukkan bahwa suatu keseluruhan dapat dikembangkan menjadi sejumlah bagian dan masing- masing bagian itu merupakan bagian dari kesatuan, tetapi kesatuan itu berada di luar semua bagian-Nya namun mencakup semua bagian-Nya.

Cukuplah dikatakan bahwa Dia mampu, jika dia ingin, untuk memberikan keinginan-Nya yang tak terhingga kepada semua makhluk-Nya dan tetap merupakan suatu keutuhan bagi-Nya.

أصلي وأسلم على النور الموصوف بالتقدم والأوليه